Sabtu, 12 Oktober 2013

Sinopsis The Heirs Episode 2 Bagian 1


Episode 1 diakhiri saat Kim Tan menawari Eun Sang  ditempatnya.
Kim Tan: Kau ingin datang ke tempatku?

Episode 2

Eun Sang malah bertanya apakah tempat Kim Tan lebih aman. Tan berkata ia tidak tahu tempatnya lebih aman atau tidak, tapi yang pasti lebih baik dari di sini. “Bagaimana? Apa kau mau ikut?” Eun Sang masih kelihatan bimbang.



Ternyata Eun Sang menerima tawaran Tan, karena dilihatkan Eun Sang yang mengikuti Tan masuk dalam rumah. Saat melangkahkan kaki rumah Tan, Eun Sang ternganga melihat betapa besar dan megah rumah itu. (mungkin hanya ada di drama2 korea Secret Garden, City Hunter, BBF dll.)

Iapun mengikuti Tan ke bawah masih dengan lihat2 sekeliling. Setelah mengambil minum Tan duduk di sofa dengan santai. Eun sang tanya
“Keluargamu tidak ada di sini?
"Tidak." 
 

"Kau tinggal sendiri di sini?"
"Ya, kenapa?" Eun Sang kaget saat mengetahui Tan tinggal sendirian dalam rumah itu.

“Siapa kau? Apa kau pengedar narkoba? “ (apa gara2 temennya dan polisi tadi, sehingga gak berfikir lg hehe)

Ia tanya apa yang Tan lakukan untuk membiayai hidupnya. Tan kaget tak percaya Eun Sang mengira ia seorang pengedar narkoba. Eun Sang berkata petugas polisi tadi tampaknya mengenal Tan, dan juga teman Tan si Jay langsung menghirup bubuk itu begitu kemelihatnya (ternyata benar karna itu.....)


“Kau benar. Tapi….” Tan berdiri lalu berjalan mendekati Eun Sang. “Kenapa kau pikir bahwa aku hanya menjual narkoba? Orang yang mengambil paspormu tadi apakah kau pikir benar polisi?”



Eun Sang semakin takut dan mengambil tasnya untuk menutupinya dan memperingatkan Tan untuk tidak lebih dekat lagi. Tapi ia tidak bisa mundur lagi karena belakangnya pintu. Tan mendekatkan wajahnya dan tersenyum tipis.


“Ini kamarmu. Panggil aku jika kau butuh sesuatu,” katanya dan membukakan pintu di belakang Eun Sang lalu pergi. (jd keinget drama city hunter)

“Ada apa itu tadi?” gumam Eun Sang, yang masih shock dan memeluk tasnya makin erat.  

Eun Sang masuk ke kamarnya dengan membawa tas dan kopernya. Kemudian duduk dan memijat kaki dan tangannya yang kelelahan. Ia teringat kakaknya yang melarikan diri setelah mengambil uangnya. Tapi ia ingat bahwa belum makan lagi sejak turun dari pesawat.
Eun Sang pelan-pelan membuka pintu kamar dan tengak tengok. Di luar gelap. Tan sedang membereskan buku-bukunya mendengar suara. Dari lantai 2 ia melihat ke lantai bawah. Ia melihat Eun Sang mengendap-endap melintasi ruang tamu.
Eun Sang membuka kulkas di dapur. Di dalamnya hanya ada berbagai makanan kaleng. Ia mengambil beberapa dan mulai makan di dalam kegelapan.

Tiba-tiba lampu menyala. Eun Sang menyadari ia sudah tertangkap basah. Tapi ia sudah mempersiapkan diri. Ia memintaa maaf dan berkata ia hanya memakan makanan yang basi alias kadaluarsa. Lalu ia menyodorkan uang US$ 5 di atas meja untuk mengganti makanan-makanan tersebut.
 Tan menghampirinya dan melihat masa kadaluarsa pada kaleng-kaleng itu. Ia berkata bagaimana bisa kau memakan ini. Eun Sang tidak bisa menjawab hanya bilang dia juga mengambil minuman kaleng dan buru-buru pergi.

“Hei!” panggil Tan. Ia bertanya apakah Eun Sang tidak akan membereskan sampah bekas makanannya. Eun Sang mulai membereskan kaleng-kaleng itu.
Tan terus menatapnya. Eun Sang bertanya bagaimana caranya memilah sampahnya. Tan tidak tahu karena ia tidak pernah melakukannya.  
“Siapa namamu?” tanya Tan.

“Aku lupa mengatakannya padamu tadi. Terima kasih sudah membiarkan aku tinggal.” Jawab Eun Sang

“Itu nama yang panjang.” Jawab Tan

Eun Sang hanya menunduk. Tan mengerti Eun Sang tidak mau memberitahu namanya. Ia berkata Eun Sang tidak perlu berterima kasih padanya. Ia tidak membantu Eun Sang tapi sebagai ganti rugi atas bubuk kacang Eun Sang yang ia tahu seharusnya untuk Eun Suk kakaknya.

Sekretaris Yoon memberitahu Kim Won bahwa Hotel Zeus (milik ayah Young Do) langsung menghubunginya begitu tahu Won memesan penerbangan ke Amerika. Mereka menawari Won untuk menginap di sana.

“Dia sudah bersikap seakan-akan ia pemegang saham hanya karena ia bertunangan dengan Presiden Lee (ibu Rachel Yoo) dari RS international,” ujar Won sinis.
Mendengar itu Sekretaris Yoon terdiam seperti memikirkan sesuatu (kelihatannya mereka mempunyai hubungan, tapi belum tau). Sadar sekretarisnya berhenti Won tanya “Ada apa?”. Sekretaris Yoon berkata tidak ada apa-apa, ia akan menolak penawaran Hotel Zeus itu dengan sopan.
Kemudian Sekretaris Yoon menyodorkan daftar tamu yang akan menghadiri pesta keluarga yang akan datang . Ada 51 tamu, yang datang bersama keluarga mereka. Won menatap Sekretaris Yoon dengan tajam dan tidak mengambil daftar itu.

“Saya sudah mengirimnya lewat email,” kata Sekretaris Yoon mengerti dan menurunkan daftar itu.
“Kalau begitu untuk apa kau menyalinnya (daftar nama dalam bentuk kertas)?” tanya Won dengan kesal.

Ia lebih kesal setelah tahu ayahnya yang menyuruh Sekretaris Yoon memberikan daftar nama itu lagi dalam bentuk dokumen. Sekretaris Yoon berkata ia sudah memberitahu presdir kim perihal rencana perjalanan Won ke Amerika.
  
Won bertanya apa Sekretaris Yoon pikir ia tidak bisa memberitahu ayahnya sendiri?

“Aku sudah lama ingin bertanya padamu. Sebenarnya kau bekerja pada siapa saat ini? Aku atau ayahku?”

“Aku selalu bekerja untuk Grup Jeguk.”

“Begitu,” kata Won sinis.
Sekretaris Yoon sambil tersenyum berkata Won saat ini seperti seseorang yang marah pada pacarnya karena berselingkuh.

“Kau salah. Aku malah menyarankanmu untuk selingkuh karena kau terlalu setia. Atau kau mungkin harus pensiun bersama dengan Ketua.” Kata Won

“Apa ada saran lain?” tanya Sekretaris Yoon tenang.

Won menyadari itu berkata Tidak ada yang membuatmu takut. Kesalahan lain yang Ayahku perbuat. Won langsung pergi meinggalkan sekretaris Yoon. Sekretaris Yoon hanya memandang Won yang berjalan menjauh dengan tatapan lembut atau kasihan. Ia mendoakan keberangkatan Won.
Dirumah Presdir kim sedang minum teh bersama istri ke-2, ibu Won yang sudah meninggal adalah istri pertama dan ibu Tan adalah wanita simpanan >,<) . Presdir kim duduk di kursi roda yang menampakan kesehatannya kurang baik sambil minum teh. Ia berkata ia baru menyadari sekarang kalau kesehatan adalah yang terpenting. Ia berkata untuk jangan sakit dan makan makanan yang sehat.

“Jangan perhatian begitu. Itu tidak akan untuk membuatku menceraikanmu,” ujar Ji Suk.

Presdir kim tertawa. Ia berkata ia tidak pernah memintanya, tapi Ji Suk yang membawa ibu Tan masuk dalam keluarga mereka. Ji Suk berkata ia tidak punya pilihan lain. Daripada presdir kim terus mengumbar aibnya di depan umum, lebih baik ia membawanya masuk agar tetap tersembunyi.

“Aku tahu, aku yang berbuat kesalahan.”

“Bagus kalau kau tahu. Tapi aku tidak akan pernah menceraikanmu. Karena itu aku membawanya masuk. Untuk memerangkapnya dalam kandang hingga ia tidak bisa melakukan apapun lagi sampai mati.”

Presdir kim tertawa. Ia berkata biasanya semakin lanjut usia, hati akan semakin lembut. Tapi Ji Suk tidak pernah berubah.

“Mungkin karena aku tidak punya anak,” kata Ji Suk tersenyum getir.
  

Di luar kamar, Nyonya Han (ibu Kim Tan) mencoba menguping pembicaraan mereka. Won melihatnya. Nyonya Han buru-buru berkata kalau ayahnya dan Ji Suk tidak membicarakan Won.

“Mereka hanya menghina diriku,” katanya tersenyum.
Won tidak menanggapinya dan hendak mengetuk pintu. Nyonya Han mendahului Won Tok tok tok.

“Won datang,” serunya dari luar pintu. Ia menyuruh Won masuk karena ibunya berkunjung.

“Aku tidak punya ibu di rumah ini,” kata Won.

“Baiklah, dia ahjumma. Ahjumma yang mengasuhmu,” ujar Nyonya Han.

Won bertanya apa Nyonya Han akan menguping.

“Aku pergi. Ahjumma ini juga akan pergi,” kata Nyonya Han.

Won menemui ayahnya dan ibu tirinya. Ji Suk menyapanya. Won balas menyapa dengan kaku. Ji Suk mengeluh Won tidak pernah menyapanya lebih dulu. Ia mengingatkan ia yang sudah mengasuh Won selama 10 tahun sebelum Won pergi ke Amerika.

“Aku mungkin tidak menyayangimu, tapi aku tetap melakukan yang terbaik. Jangan perlakukan aku seolah aku ibu tiri yang jahat.” Kata Ji Suk

“Maaf aku mengecewakanmu setelah 10 tahun berusaha,” ujar Won tenang.
Ji Suk kesal melihat sikap Won seperti ini padanya. Tapi sebelum mereka sempat berdebat lagi, presdir kim menghentikan mereka. Maka Ji Suk pun pergi meninggalkan mereka.

Presdir Kim berkata “aku dengar kau akan pergi ke Amerika”. Presdir Kim berkata orang Amerika sangat menghargai perusahaan yang dijalankan turun temurun oleh keluarga dan bagi mereka keluarga adalah yang utama.

“Jadi sebaiknya kau juga membawa serta Tan.”

“Aku akan….”

“Dengarkan aku. Aku akan memberitahu Sekretaris Yoon.”

“Ini adalah urusanku. Aku akan…”

“Aku hanya melakukan tugasku. Perusahaan ini belum menjadi perusahaanmu,” potong Presdir Kim. Dan Won pun tak bisa berkata apa-apa lagi.

Nyonya Han menggiring Ji Suk ke tempat sepi. Ji Suk berkata ia sedang sibuk. Ia menegur Nyonya Han karena tidak menggunakan bahasa formal dengannya. Dengan enteng Nyonya Han berkata ia menggunakan bahasa singkat untuk menghemat waktu Ji Suk. Ia dengar Ji Suk akan menemui keluarga Rachel. Ia berkata kenapa mereka meminta Ji Suk menemui mereka.
“Mengapa kau begitu peduli? Apa kau akan pergi?” tanya Ji Suk sinis.

“Aku bertanya karena aku tidak bisa pergi. Aku harus tahu apa yang terjadi karena aku akan menjadi besan mereka.”

“Siapa besanmu? Apa kau lupa bahwa Tan adalah puteraku?” tanya Ji Suk.

“Berhentilah haus kekuasaan. Kau akan menyesalinya nanti. Tan tidak akan senang mengetahui ibunya diperlakukan semena-mena seperti ini,” kata Nyonya Han.
Ji Suk bertanya apa Nyonya Han sedang mengancamnya. Nyonya Han tidak menyangkal.

“Omong kosong. Kau pikir kau ini benar-benar nyonya rumah karena hanya karena mereka memanggilmu Nyonya Han? Selama aku masih hidup, kau tidak akan pernah menjadi istri suamiku. Aku akan memastikan kau tetap jadi wanita simpanan. Apa kau mengerti?” kata Ji Suk dengan nada menghina.

Perkataan Ji Suk tepat mengenai sasaran. Nyonya Han tak mampu membalas. Setelah kepergian Ji Suk, Nyonya Han menangis lalu menelepon anaknya.
"Tas wanita lain….rumah wanita lain…suami wanita lain…. Ia tidak bahagia karena ia menginginkan kehidupan wanita lain untuk hidupnya,” tulis Han dalam bukunya. “Ia adalah….” Tan melihat ponselnya yang berdering namun tak mengangkatnya. dan melihat yang menelpon, ternyata Ibunya.

“Ibu? Ini aku. Apa kau khawatir karena aku begitu lama baru menelepon? Maafkan aku. Aku tidak bisa menelepon karena aku benar-benar tersesat di Amerika. Mereka hanya berbicara bahasa Inggris di sini. Kakak….” Eun Sang berusaha menahan air matanya. “Ia bertambah tinggi dan kulitnya semakin hitam. Ibu tahu kan bahaya matahari California? Sama seperti batu yang dipanaskan di atas api. “  
Ia mengetuk ponselnya lagi. Eun Sang meminta ibunya tidak khawatir dan mengingatkan ibunya untuk makan dengan baik dan tidur yang nyenyak. Sambil berusaha menahan tangisnya, Eun Sang pamit pada ibunya di telepon dan berjanji akan menelepon kembali. 
Disis lain Eun Sang sedih harus berbohong, Ibu juga sedih.
Tanpa sepengetahuan Eun Sang, Tan tak sengaja mendengar kebohongan Eun Sang pada ibunya. Tan masuk kamar untuk membawakan sandwich. 

Eun Sang protes karna Tan tidak mengetuk. Tan mengetuk pintu walau udah di dalam dan memberikan sandwichnya. Tentunya Eun Sang  berterima kasih.
 “Tidak perlu berterima kasih, makanan itu bagus untuk ginjal,” ejek Tan.

“Hentikan,” protes Eun Sang.

Tan berkata Eun Sang pintar berbohong. Eun Sang baru sadar Tan tadi mendengar percakapannya dengan ibunya. Kenapa Tan menguping? kata Eun Sang.
Tan berkata ia tidak terbiasa mendengar suara perempuan di rumahnya. Ia melihat uang 1 dolar di meja samping tempat tidur dan bertanya untuk apa itu. Eun Sang berkata itu untuk membayar biaya ia memakai telepon.

“Kau ini boros,” ujar Tan.

Eun Sang cemberut. Ia mengambil penangkap mimpi (yang spertinya jadi icon drama ini) dari tasnya dan memberikannya pada Tan.
“Ini untuk kamar. Tadinya aku akan menggantungnya di kamarku di Amerika. Tapi aku akan memberikannya padamu.”

“Kau tidak sedang membuangnya padaku kan?” ujar Tan. Eun Sang yang kesal hendak merebutnya kembali. Tapi Tan menghindar dan bertanya benda apa itu.

“Penangkap Mimpi. Untuk tidak mendatangkan mimpi buruk dan hanya hanya mimpi indah yang melewatinya,” jawab Eun Sang.
“Apa gadis-gadis cantik juga akan datang?” tanya Tan. Cape dech

“Kembalikan padaku,” kata Eun Sang kesal.

Tan tidak mau memberikannya. Ia menyuruh Eun Sang beristirahat dan menghabiskan makanannya dan sekali lagi menggodanya bahwa makanan itu bagus untuk ginjal. Ia tersenyum saat melihat Eun Sang kesal.

"Apakah dia memberi narkoba pada sandwich ini?" Kata Eun Sang
Tan menggantung Penangkap Mimpi di ambang pintu menuju kolam. Dari area itu ia bisa melihat kamar Eun Sang. 

Eun Sang yang tidak menyadari kalau kamarnya berbatasan langsung dengan area kolam dan pintunya terbuat dari kaca.
Ia sibuk memindahkan kursi untuk mengganjal pintu (puntu masuk dari dalam rumah). Tan memperhatikan dari luar. Ia tak percaya Eun Sang masih takut bahkan setelah ia memberinya makanan.
Eun Sang masih tidak sadar Tan bisa melihatnya dari luar. Ia mulai membuka pakaiannya untuk berganti pakaian. Uhuk uhuk…Tan langsung tersedak. 
Ia berlari kembali masuk ke dalam rumah. Kepalanya menyentuh dream catcher pemberian Eun Sang. Hmmm…apakah Tan akan mimpi indah?

Eun Sang terbangun oleh sinar matahari yang menerpa wajahnya. Awalnya ia agak bingung ia berada di mana. Kemudian ia melihat ke luar dan terpana.
Eun Sang melangkah keluar ke area kolam. Pemandangan yang sangat indah terbentang di depannya. Eun Sang tersenyum takjub.
Tan sedang bersiap untuk ke sekolah. Ia melihat Eun Sang dari balkon. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya ia merasakan sesuatu ketertarikan yang belum ia rasakan sebelumnya.
Eun Sang menoleh ke atas. Melihat Tan sedang menatapnya, Ia menunduk dan tak berani menatap Tan langsung. Eun Sang akhirnya berani menatap dan mereka saling pandang. 

Tan turun ke lantai bawah. Eun Sang memuji rumah Tan yang sangat indah. Melihat Tan membawa tas, ia bertanya Tan mau pergi ke mana. Tan berkata ia akan sekolah. 

“Ternyata kau bukan pengedar narkoba tapi pelajar,” kata Eun Sang tersenyum. Ia bertanya apakah Tan ke sekolah seperti sekolah yang ada di film-film Amerika?
“Sekolah apa yang kaumaksud? Sekolah sihir Hogwarts? (Sekolah yang di Harry Potter). Eun Sang tertawa.

“Kau tertawa lagi. Apakah kau sering tertawa” kata Tan.
Eun Sang berkata ia hanya ingin tahu seperti apa sekolah internasional. Ia meminta Tan menunggu sebentar, ia juga akan pergi.
 “Kau mau ke mana?” tanya Tan kaget. Malah sedikit panik kelihatannya.
Eun Sang berkata ia harus pergi jika Tan pergi. Ia hanya akan mencuci muka dan menyikat gigi sebentar.

“Kalau begitu tinggallah,” kata Tan cepat. Ia meminta Eun Sang tinggal hingga ia kembali dari sekolah. Dan lagi Eun Sang tidak memiliki tempat tujuan.

Eun Sang hendak ke tempat kakaknya. Tan berkata restoran tempat Eun Suk bekerja belum buka, mereka baru buka siang nanti.

“Kalau begitu….”

“Tidak ada bis. Orang-orang yang naik bis tidak tinggal di sini.”

“Tapi…”

“Jika kau tidak nyaman tinggal di sini sendirian, maka ikutlah ke sekolahku.”

Eun Sang bengong. Tan berkata bukankah Eun Sang ingin tahu seperti apa sekolah internasional itu.
Eun Sang ikut dengan Tan. Sepanjang perjalanan Eun Sang tersenyum tapi matanya silau terkena cahaya matahari. Tan meminjamkan kaca mata hitam. Saat Eun Sang menolak dengan halus, Tan berkata di sini kacamata hitam bukan aksesoris tapi kebutuhan.
Eun Sang memakai kacamata itu. Ia bahkan memberitahu Tan ia akan mengulurkan tangannya ke luar mobil. Jika ini memalukan bagi Tan ia meminta Tan memberitahunya.
“Kalau begitu 1 menit,” kata Tan.

Eun Sang mengulurkan tangannya ke luar mobil (mobil Tan beratap terbuka), merasakan hembusan angin yang melewatinya. Tan tersenyum dan menoleh melihat Eun Sang (jgn noleh terus, ntar kecelakaan).

Tan sudah dalam kelas mengikuti pelajaran, gurunya menjelakan setiap kata memiliki makna. Begitu kita memasukkan perasaan dalam sebuah kata, maka kata itu jadi bermakna. Contohnya kata pensil akan mengandung arti berbeda jika kita memikirkannya sebagai pensil untuk kita menulis surat. Ngek.......?
Tan tidak menyimak kata-kata gurunya. Ia menoleh ke luar tempat Eun Sang duduk menunggunya.

Pak Guru bertanya kata dalam bahasa Inggris apa yang paling indah di dunia ini menurut survei dari 102 negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris. Para murid menjawab: rainbow, flowers, unicorns, dll.

Pak Guru berkata kata terindah dalam bahasa Inggris adalah: mother. Tan terpaku sejenak lalu menuliskan kata itu di bukunya. Kata-kata indah berikutnya adalah: passion, smile, love, dan eternity.

Lalu apa kata tersedih dalam bahasa Inggris? Ada yang menjawab kematian, pemakaman, dll. Tan tidak menulis lagi tapi wajah Tan terlihat sedih

Sambil menunggu Tan, Eun Sang melihat buku yang biasa digunakan ibunya untuk berkomunikasi. Dengan sedih ia melihat tulisan ibunya. DRY CLEANING ONLY. Berulang-ulang. Mungkin bagi Eun Sang kata mother  tersedih di dunia ini. (karna mengingat ibunya lewat tulisan itu)
Pak Guru menyuruh pada murid mengumpulkan tugas esai. Tan tidak mengumpulkan. Ia berkata tugasnya tidak untuk diserahkan. Pak Guru menghela nafas panjang dan bertanya apakah Tan tidak berpikir mungkin saja Tan menemukan tujuan baru jika mengumpulkan tugasnya. Tan tidak menjawab dan berjalan keluar. Sepertinya gurunya sudah terbiasa Tan tidak mengumpulkan tugas.
  
Di bangku tempat tadi Eun Sang menunggu Tan tidak menemukannya. 
Ia mencarinya dan menemukan Eun Sang sedang berdiri memperhatikan dua siswi berpakaian bagus dan berbahasa Korea. Tan bertanya apa yang Eun Sang lihat.
“Hanya…anak-anak yang beruntung. Murid internasional asal Korea mengadakan pesta?” Eun Sang melihat ke arah brosur yang ditempel dua siswi tadi. Brosur itu mengundang murid-murid ke acara Korean Night. Tan berkata pesta itu tidak menyenangkan.
Eun Sang tahu Tan sedang menghiburnya. Ia pamit dan berterima kasih pada Tan karena telah mengajaknya ke sekolah. Ia menitipkan barang-barangnya pada Tan, nanti malam ia akan mengambilnya.

Tan bertanya apakah Eun Sang akan pergi mencari kakaknya. Eun Sang berkata ia harus mencarinya. Ia harus mengambil uang ibunya. Ia tidak bisa membiarkan kakaknya menghabiskan uang ibunya untuk pemabuk.

“Kalau begitu…good bye,” Eun Sang mengangkat tangannya. Lagipula ini Amerika, kan? Eun Sang berjalan pergi.

“Hai! Apa kau tahu ke arah mana kau harus pergi?” tanya Kim Tan.

 “Aku tahu,” Eun Sang menunjuk ke kanan.
“Benar,” Kim Tan memegang pundak Eun Sang dan menggiringnya ke arah lain. Ia berkata ia akan pergi dengannya. Keke ke  ^_^

Eun Sang bertanya bukankah Tan masih harus mengikuti pelajaran. Tan menjawab ia tidak menyukai pelajaran yang ini. Matematika.

“Aku suka matematika.”

“Kau pasti tidak waras.”

Keduanya pergi ke restoran tempat Eun Suk bekerja. Namun Eun Suk sudah berhenti bekerja dan tidak akan kembali lagi. Tan menjadi penerjemah bagi Eun Sang. Melalui pelayan lain, Eun Suk menitipkan pesan pada Eun Sang bahwa ia akan menelepon Eun Sang dan menyuruh Eun Sang kembali ke Korea.

Eun Sang tak percaya kakaknya benar-benar melarikan diri dengan uang itu.
"Hei, you’re that girl!” Seru seorang pria bule. “kau adik si ______ itu!” sensor.....
Rupanya itu adalah pria pemabuk mantan kekasih Eun Suk. Eun Sang bertanya di mana kakaknya. Tapi pria bule tadi juga sedang mencarinya karena Eun Suk melarikan uangnya.

Pria bule itu menghampiri Eun Sang. Tan langsung memiting tangannya.
“Apa kau juga memukuli kakakku? Kau brengsek!” Eun Sang marah. “Pukul dia!” katanya pada Tan. 
“Kau tidak perlu mengatakan apa yang aku sudah tahu,” kata Tan tanpa melepaskan si bule. Ia menendang kakinya hingga pria itu berlutut.

Dari ujung jalan 2 pria gemuk melihat kejadian itu dan rupanya mereka teman mantan kekasih Eun Suk. Mereka lari menghampiri. Eun Sang nampak bingung dan takut
“Pada hitungan ke-3. 1, 2….” kata Tan, belum selesai Tan menghitung, Eun Sang sudah menariknya untuk melarikan diri. Dua pria gemuk itu mengejar mereka. Mereka terus berlari (Eun Sang terus memegang tangan Tan hihi.....), sementara kedua pria gemuk itu mengejar. Ayo terus lari, biar kurus. hehehe^^
Tan pun merasa geli. Sambil tersenyum ia bertanya kenapa mereka melarikan diri. 

“Apa yang kaubicarakan? Kau bilang pada hitungan ke-3…” kata Eun Sang sambil terus berlari. 
“Aku hendak menyuruhmu berdiri di belakangku pada hitungan ke-3,” kata Tan menghentikan Eun Sang, sehingga menbuat Eun Sang sempoyongan hampir jatuh. Dan lagi kedua pria itu tidak bisa mengejar mereka dengan nafas ngos2an.

Kedua pria gemuk makin dekat masih dengan nafas ngos-ngosan. Eun Sang masih ketakutan.

“I want to kill you!” seru salah dari mereka terengah-engah.

“Kau bisa katakan itu saat kau bisa menangkapku,” kata Tan dalam bahasa Korea, sambil berjalan mundur.

“I swear! I will kill you!”
“Aku tahu kau ingin melakukanya tapi aku mungkin sudah tua dan mati sebelum kau bisa melakukannya,” seca Tan lagi dalam bahasa Korea.

“Apa mereka mengerti bahasa Korea?” tanya Eun Sang heran.
 Tan berkata kedua pria itu tidak akan bisa mendengar suaranya. Ia mengatakan itu agar Eun Sang tidak takut.  

Ponsel Tan berdering. Dan melihat panggilan “Rachel”.
Senyum di wajah Tan lenyap. Eun Sang berkata saat ini tidak ada waktu untuk mengangkat telepon dengan wajah takut. Ia meraih tangan Tan, khawatir kedua pria gemuk itu menyusul mereka.

“Tidak ada waktu untuk ini sejak kemarin,” kata Tan, tanpa sadar menepis tangan Eun Sang. 
“Aku hanya…..” Eun Sang merasa tak enak hati.
Tan menyadari kesalahannya. Ia bergurau berkata yang menelepon itu pemesan narkoba organik.
“Ayo pergi, kali ini kita harus lari,” giliran Tan meraih tangan Eun Sang. Dan mereka pun berlari meninggalkan dua pria gemuk yang sudah tidak mampu berlari lag Gimana mau ngejar? pria 1 gak kuat kehausan sering minum, pria 2 kena asma.... hahahahaaaaa.

Komentar :

Kim Tan mungkin merasa bosan dengan kehidupannya dengan teman2nya yang kaya. Tapi kasihan dengan ibunya yang menjadi wanita simpanan. Melihat Eun Sang yang dari keluarga tidak punya dan masih bisa tersenyum bahagia serta sifat2 yang lain mengusik kehidupannya. Mungkin awalnya hanya iba atau berfikir sebaliknya. Tapi ketertartarikan itu membuat Tan malindungi Eun Sang dan tetap besikap dingin sama tunangannya.  

1 komentar:

  1. temen2 tolong dikomentari ya. ni tulisan q yang pertama *_^
    makasih sebelumnya

    BalasHapus